Perkembangan media sosial yang semakin pesat dari waktu ke waktu membawa dampak pada cepatnya penyebaran informasi dari tempat satu ke tempat lain. Konten-konten di media sosial juga tersebar sangat cepat, termasuk konten yang berkaitan dengan psikologi. Maraknya jenis-jenis tes kepribadian dengan berbagai macam indikator, infografis mengenai kesehatan mental, serta beragam macam informasi mengenai gangguan mental merupakan beberapa topik psikologi yang akhir-akhir ini semakin menjadi perhatian masyarakat. Namun, apakah tes-tes semacam itu valid? Siapa yang dapat menentukan apakah seseorang terkena gangguan mental atau tidak? Lalu, cabang ilmu psikologi apa yang menaungi topik-topik psikologi di atas? Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari berkenalan dengan psikologi klinis, salah satu cabang ilmu dalam bidang psikologi, dan psikolog klinis, individu yang terkait dengan cabang tersebut.
Mengenal Apa itu Psikologi Klinis
Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang memiliki banyak cabang. Setiap cabang mempunyai area penelitian masing-masing, yang kemudian terbagi menjadi beberapa kelompok penelitian. Salah satu cabang ilmu psikologi tersebut yaitu psikologi klinis. Psikologi klinis sendiri memiliki fokus yang cukup luas. Menurut American Psychological Association (APA), psikologi klinis adalah cabang ilmu yang berfokus pada kesehatan mental dan perilaku individu dan keluarga, serta konsultasi terhadap agen dan komunitas. Selain itu, psikologi klinis juga mempelajari tentang psikopatologi, pertimbangan diagnosis, serta asesmen tes kepribadian. Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) menyatakan bahwa psikologi klinis bertujuan memahami, mencegah, dan mengurangi ketidaknyamanan psikologis dalam diri manusia.
Siapa yang Bisa Menjadi Psikolog Klinis?
Tidak sembarang lulusan bidang studi psikologi dapat menjadi psikolog klinis. Para lulusan psikologi dapat memilih dua cara yang tersedia untuk bisa menjadi seorang psikolog klinis. Lulusan S1 Psikologi perlu mengikuti pendidikan profesi psikologi, kemudian dikukuhkan oleh organisasi profesi. Sementara itu, para lulusan Magister (S2) Profesi Psikologi bidang Psikologi Klinis tentunya juga dapat menekuni profesi tersebut.
Baca juga: Personality Talk
Masalah yang Ditangani oleh Psikolog Klinis
Mengutip dari kanal IPK Indonesia, ilmu psikologi klinis menangani beberapa masalah kejiwaan, seperti anxiety disorder atau kecemasan berlebih, depresi, gangguan makan dan tidur, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), atau perilaku lain yang menghambat proses aktualisasi dan pengembangan diri individu.
Nah, berdasarkan penjelasan di atas, topik-topik psikologi seperti tes kepribadian dan validitasnya, gangguan mental, dan penentuan diagnosis suatu penyakit jiwa menjadi kajian dalam ilmu psikologi klinis. Melihat tes-tes kepribadian yang beredar di media sosial, kita harus mencermati keakuratan tes tersebut. Mengapa? Tentu karena hanya psikolog klinis yang berwenang menentukan penilaian kepribadian dan diagnosis terhadap individu. Jadi, tetap bijak dalam menyerap informasi, ya!