Konsultasi Psikolog Karena Zoom Fatigue, Butuh Gak, Ya?

Zoom fatigue dapat menimbulkan kelelahan dan stres pada individ, yang kadangkala memerlukan konsultasi ke psikolog untuk menanganinya.

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia telah menyebabkan perubahan di segala lini. Salah satu perubahan signifikan yang terjadi yaitu penyelenggaraan sistem kerja dan pendidikan yang sebagian besar berlangsung dari rumah. Sebagian pekerja bekerja dari rumah dan berkoordinasi secara daring melalui penyedia layanan konferensi, seperti Google Meet dan Zoom. Hal serupa juga terjadi dalam bidang pendidikan. Siswa, mahasiswa, dan tenaga pendidik berkomunikasi lewat Zoom, Google Meet, Microsoft Teams, atau Webex. Durasi tatap muka secara daring tersebut ternyata memiliki efek samping, yaitu Zoom fatigue. Bahkan tidak jarang hal tersebut membuat individu harus melakukan konsultasi ke psikolog.

Zoom Fatigue, Cara Mengatasi, dan Konsultasi Psikolog

Zoom fatigue adalah kondisi di mana seseorang menjadi sangat lelah dan gelisah karena terlalu banyak menghadiri pertemuan daring. Menurut Rosdiana Setyaningrum, Center Director MS School & Wellbeing Center, zoom fatigue bukanlah gangguan psikologi, tetapi jika tidak segera diatasi dapat mempengaruhi produktivitas dan kesehatan mental seseorang. Kemudian, ia juga membedakan antara zoom fatigue dan cabin fever. Cabin fever terjadi karena seseorang terlalu lama berada di dalam rumah dan terisolasi dari dunia luar. Kedua fenomena tersebut memiliki persamaan, yaitu sama-sama menimbulkan kondisi stres.

Gejala-Gejala Seseorang Terkena Zoom Fatigue

Zoom fatigue memiliki gejala umum yang hampir sama dengan burnout di tempat kerja. Berikut merupakan gejala-gejala yang biasa terjadi
1. Pelupa dan sulit berkonsentrasi
2. Otot terasa tegang dan pegal
3. Frustrasi dan mudah tersinggung
4. Motivasi berkurang
5. Insomnia

Baca juga: Apa itu PersonalityTalk?

Cara Mengatasi Zoom Fatigue

Setelah mengetahui gejala-gejala Zoom fatigue di atas, pertanyaan yang muncul adalah apakah seseorang perlu melakukan konsultasi dengan psikolog dalam mengatasi Zoom fatigue? Terkait dengan hal tersebut, Jenna Newton, LMSW seorang konselor layanan Psikologi & Konseling di University of Michigan-Flint, USA, memberikan beberapa tips dalam mengatasi Zoom fatigue.
1. Jangan melakukan multitasking saat melakukan pertemuan daring
Seringkali orang-orang yang sedang mengikuti pertemuan secara daring melakukan aktivitas lainnya, seperti melihat-lihat beranda media sosial. Hal tersebut memang cukup menyenangkan, tetapi tanpa sadar individu yang terlibat mengeluarkan energi lebih besar daripada seharusnya.

2. Lakukan penjadwalan pertemuan daring
Ada kalanya terdapat beberapa pertemuan yang tidak terlalu esensial untuk dihadiri. Oleh karena itu, kita dapat menentukan mana pertemuan yang benar-benar penting untuk dihadiri dan mana yang tidak.

3. Sempatkan waktu untuk olahraga ringan sebelumnya
Sebelum melakukan pertemuan secara daring, ada baiknya individu tersebut melakukan olahraga ringan. Dengan melakukan olahraga ringan atau sekadar berjalan-jalan, tubuh akan menjadi lebih rileks dan siap untuk menghadiri pertemuan daring.

Selain ketiga tips tersebut, terdapat saran lain untuk meminimalkan risiko terkena Zoom fatigue, misalnya yaitu dengan mematikan kamera jika memungkinkan. Demikianlah tips-tips yang dapat dilakukan dalam menghadapi Zoom fatigue. Apabila gejala tidak kunjung mereda, cobalah untuk melakukan konsultasi dengan psikolog terdekat, ya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *