Tolak Sertifikasi Dai: Ormas Islam bersuara.

Tolak Sertifikasi Dai: Ormas Islam bersuara.

Dai menjadi peran utama dalam menyebarluaskan ajaran islam di Nusantara dan telah menjadi suatu hal yang lumrah. Lalu, pemerintah memunculkan program sertfikasi dai yang bertujuan agar para dai-dai tersebut bisa mengkolaborasikan ajaran agama serta nilai-nilai yang tertuang dalam pancasila. Sehingga, para jemaah bisa memperkuat persatuan di Indonesia. Namun, berbagai pihak tolak sertifikasi dai dengan adanya program ini. Bagaimana tanggapan organisasai masyarakat islam di Indonesia? Apakah mereka condong pro atau kontra? Mari simak artikel berikut selengkapnya.

Tolak Sertifikasi Dai: Muhammadiyah bersuara.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Dadang Kahmad, mempertanyakan program sertifikasi atau bimbingan teknis yang di rencanakan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Ia menyarankan agar ada kejelasan sebelum program tersebut diimplementasikan.

Prof Dadang Kahmad menanyakan apa tujuan sertifikasi ini dan apa manfaat dari adanya sertifikat tersebut kepada penceramah. “Kalau sertifikasi ini untuk penyelenggara negara (ASN), tidak apa-apa. Tapi bagi yang lain, seperti pencermah atau pekerja lepas, apa tujuannya? Dia tidak ada hubungan kerja dengan Kemenag,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (2/6).

Baca juga Apa Tujuan Dalam Membuat Blog? Berikut Alasannya!

Ia mempertanyakan manfaat lain bagi dai yang memiliki sertifikat pengetahuan kebangsaan ini. Jika sertifikasi ini bisa menjamin gaji penceramah, ia memperbolehkan Kementerian Agama (Kemenag) untuk melanjutkan agenda ini.

Lebih lanjut, ia juga menyatakan bahwa sampai saat ini para penceramah di luar PNS atau Kementerian Agama bekerja secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah.“Kalau sertifikasi ini untuk penceremah Kantor Urusan Agama (KUA) atau pegawai resmi pemerintah, silahkan saja untuk melakukan sertifikasinya. Ini hak pemerintah,” ujarnya.

Soal sertifikasi kebangsaan ini, ia juga mengingatkan agar pertanyaan dalam sertifikasi ini jangan sampai menimbulkan kontroversi seperti yang terjadi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya, Menag juga mengatakan akan bekerjasama dengan ormas Islam, seperti PBNU dan Muhammadiyah, untuk memberikan pembinaan kepada para ustadz dan dosen.

“Saya heran dengan konsekuensi sertifikasi ini. Apa jadinya jika disetujui atau tidak. Apa dampaknya bagi para pembicara atau pengkhotbah ini? “, Dia berkata.

Itulah tanggapan ormas islam, Muhammadiyah tentang sertifikasi dai. Jika kamu ingin menekuni profesi sebagai penceramah dalam dunia digital, kamu bisa banget belajar tentang manajemen digital bersama Campus Digital. Kenapa? Karena kami bisa membantumu dalam mengembangkan jasa yang berbasis digital sehingga kamu akan merasa familiar dengan konten berbasis online. Yuk, gabung sekarang!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *