Gangguan mental merupakan fenomena yang dapat terjadi pada semua kalangan usia, mulai dari dewasa hingga usia kanak-kanak. Gangguan yang terjadi dapat bervariasi, mulai dari tingkat berat hingga ringan. Salah satu gangguan mental tersebut yaitu psikosis. Psikosis adalah keadaan di mana penderita tidak mampu membedakan antara realita dan khayalan di pikirannya sendiri. Mengutip dari Halodoc, psikosis lebih sering terjadi pada kaum remaja dan dewasa muda. Selain itu, psikosis juga dapat terjadi pada anak, walaupun hal tersebut merupakan kasus yang jarang terjadi. Gejala umum yang terjadi pada anak penderita psikosis yaitu gangguan terkait cara berpikir dan aspek emosional, yang menyebabkan mereka terpisah dari realita. Apabila tidak segera mendapatkan penanganan lebih lanjut, anak tersebut berpotensi mengalami gangguan mental lainnya, seperti skizofrenia. Oleh karena itu, anak dan keluarga perlu mengunjungi praktek psikolog terdekat untuk mendapatkan penanganan gejala psikosis yang dialami sang anak.
Sindrom Prodromal Sebagai Ciri Awal Psikosis
Sebelum mendapatkan diagnosa terkena psikosis, seorang anak dapat mengalami gejala awal yang disebut sindrom prodromal. Sindrom prodromal merupakan tahap awal dari psikosis yang bersifat “ringan”, meskipun tentu saja harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sindrom prodromal memiliki beberapa tingkat keparahan, mulai dari ringan hingga berat. Mengutip dari situs Child Mind Institute, terdapat ciri-ciri sindrom prodromal sebagai berikut.
1. Menarik diri dari lingkup keluarga dan pertemanan
2. Adanya perubahan pada siklus tidur dan makan
3. Kurang mempedulikan penampilan, pakaian, dan kebersihan
4. Kesulitan dalam mengatur pikiran dan ujaran
5. Memiliki pemikiran dan perilaku yang aneh atau tidak biasa
6. Memiliki persepsi yang aneh, seperti melihat suatu gambaran atau mendengar sesuaut
7. Merasa bahwa hal-hal di sekitarnya tidak nyata
Gaya Hidup yang Menunjang Pemulihan Anak Penderita Gejala Psikosis
Seorang anak yang terkena sindrom prodromal memiliki peluang untuk mencapai kesembuhan dengan dukungan dari keluarganya. Berikut merupakan beberapa rutinitas yang dapat membantu anak menghadapi sindrom prodromal.
Baca juga: PersonalityTalk
1. Makan dan olahraga secara teratur
2. Memiliki jadwal tidur yang teratur
3. Sebisa mungkin mengurangi stres
4. Menghindari obat-obatan terlarang apa pun, terutama marijuana. Sebagai informasi, marijuana dapat memperparah sindrom prodromal dan meningkatkan risiko terkena psikosis.
Pengobatan Untuk Sindrom Prodromal Sebagai Gejala Psikosis
Terkait dengan aspek psikologi, penderita dapat mengunjungi praktek psikolog terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
1. Psikoedukasi
Psikoedukasi merupakan kegiatan yang mengajarkan anak dan keluarga mengenai gejala-gejala dan penyakit mental terkait sindrom prodromal dan psikosis.
2. Terapi perilaku kognitif
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif dapat membantu penderita mengubah cara berpikir dan mengembangkan kepercayaan diri.
Anak penderita gangguan mental psikosis ataupun sindrom prodromal sebagai tahap awal psikosis selalu memiliki peluang untuk sembuh atau mengurangi gejala yang ada.
Baca juga: Drama Korea yang Akan Membangkitkan Semangat Bisnis Anda