Masih ingat kutipan yang dipopulerkan oleh Benjamin Franklin? “You need to beware of little expenses. If there is a small leak, it will sink a great ship”. Sejak dulu beliau sudah mewanti-wanti untuk tetap waspada terhadap pengeluaran kecil yang konon tanpa kita sadari akan membuat kantong bocor. David Bach, seorang pengusaha sekaligus motivator, mencetuskan istilah latte factor untuk pengeluaran-pengeluaran ini. Latte factor merujuk pada pengeluaran kecil yang bersifat rutin. Namun jika dipikir kembali sebenarnya tidak begitu penting dan bisa dihilangkan atau disubstitusi. Menurut David Bach, latte atau kopi yang dibeli pecinta kopi tiap hari merupakan pengeluaran berjumlah kecil yang apabila ditotal dalam satu bulan ternyata angkanya lebih besar dari biaya yang diperlukan untuk membayar tagihan listrik dan air. Padahal daripada Anda membeli kopi di sebuah café setiap hari akan lebih hemat jika Anda menyeduh kopi sendiri di rumah.
Apakah latte factor ini hanya berlaku pada pembelian kopi saja? Tentu tidak. Anda telah mengabaikan faktor ini tanpa mengetahui penyebab gaji Anda hanya numpang lewat setiap bulannya tanpa Anda sadari. Misalnya, Anda langganan aplikasi streaming atau membeli koin dalam sebuah aplikasi. Pengeluaran tersebut memang terlihat sepele tetapi jika ditotal dalam sebulan bisa-bisa biaya untuk berlangganan dan in-App purchase ini lebih banyak daripada biaya makan Anda. Lalu, bagaimana cara untuk mengatasi latte factor ini? Simak 4 tips mudah di bawah ini!
Tips Menghindari Latte Factor
1. Tracking Budget Bulanan
Mengetahui latte factor yang menyerang kesehatan keuangan memang sulit. Tetapi, jika Anda belum tahu betul apa yang menjadi latte factor dalam keuangan Anda, maka Anda dapat mengecek kembali pengeluaran Anda tiap bulan. Dengan demikian, Anda dapat menemukan rutinitas pengeluaran yang sebelumnya tidak Anda sadari dengan cara ini.
2. Mensubstitusi Penyebab Latte Factor dengan Opsi yang Lebih Murah
Walaupun Anda sudah mengetahui latte factor versi Anda, bukan berarti Anda wajib memangkas pengeluaran tersebut secara total. Seperti yang telah dicontohkan sebelumnya, menyiapkan makanan dan minuman dari rumah tentu jauh lebih hemat. Namun, jika Anda ingin membeli makan di luar, maka atur hal ini dalam rencana keuangan Anda. Sebagai contoh, Anda berencana hanya akan membeli makanan di atau dari luar dua kali saja dalam sebulan. Dengan demikian, Anda dapat menikmati makanan atau minuman favorit Anda sekaligus menyisihkan uang untuk ditabung.
3. Memikirkan Kembali Manfaat Produk yang Anda Beli
Sebelum Anda membeli sesuatu baik yang menurut Anda murah maupun sebaliknya, sebaiknya Anda pikirkan kembali apakah produk tersebut bermanfaat bagi Anda? Apakah produk tersebut membuat Anda lebih produktif atau ada value dari produk tersebut yang mempengaruhi Anda menjadi lebih baik?
4. Menentukan Tujuan Menabung
Ketika Anda tidak mengetahui untuk apa menyisihkan uang untuk dimasukkan ke tabungan, Anda akan kembali terperosok dalam siklus menghabiskan uang tanpa Anda sadari. Tanpa adanya tujuan menabung, Anda merasa tidak ada urgensi untuk menyimpan dana sehingga mengeluarkan uang untuk hal-hal tidak begitu penting akan terasa lebih mudah.
Walaupun terdapat banyak cara untuk mengatasi latte factor, hal yang paling penting adalah Anda harus memiliki rencana keuangan beserta tujuannya sehingga Anda dapat dengan mudah mengatasi masalah-masalah keuangan yang tidak terduga. Untuk mengetahui lebih banyak tips tentang financial planning Anda dapat cek akun Instagram @akuntansionline.official dan situs akuntansionline.net.