Gen Z jadi Generasi Paling Tertekan yang Sangat Peduli Kesehatan Mental

psikolog klinis terdekatA

Gen z merupakan generasi anak-anak muda yang lahir setelah tahun 1996 merupakan generasi yang paling tertekan daripada generasi sebelumnya. Namun, walau pun begitu generasi z juga sangat terbuka terhadap kesehatan mental. Generasi Z tidak ragu mengunjungi psikolog klinis terdekat untuk memeriksa kondisi psikologis mereka.

Peningkatan Stress dan Depresi

Berdasarkan penelitian, terdapat peningkatan depresi secara statistik dan signifikan pada generasi Z selama 12 tahun terakhir. Tingkat percobaan bunuh diri remaja usia 18 – 25 tahun bahkan meningkat hingga 56%, sedangkan pada usia 22 – 23 tahun angkanya lebih tinggi yaitu 108%. 

Menurut studi yang dilakukan oleh Paw Research Center, sebagian dari generasi ini kehilangan orang yang mereka cintai, kehilangan pekerjaan, menerima potongan gaji yang cukup besar. Presentase ini lebih tinggi daripada generasi milenial dan baby boomers sebab sebagian besar dari mereka belum memiliki karir yang stabil. Oleh karena itu, sedikit sulit bagi mereka untuk berjuang kembali.

Selain karena pendapatan, waktu screen time yang tinggi, kurang tidur, dan kesepian juga menjadi faktor utama. Menariknya lagi, peningkatan depresi di tahun 2011 terjadi bersamaan dengan penggunaan smartphone yang semakin meluas. Penggunaan smartphone ini diyakini menggangu kemampuan tubuh untuk memicu tidur dan menjadi salah satu kontributor depresi. Sedangkan, kesepian yang kerap melanda Gen Z terjadi karena kurangnya interaksi. Terutama dengan orang-orang di sekitar sehingga mereka tidak banyak memiliki tempat untuk berbagi dalam dunia nyata.

Peran Internet dan Media Sosial

Dalam laporan American Psychological Association (APA) pada Oktober 2019 yang berjudul Stress in America: Generation Z, presentase Gen Z untuk menerima pengobatan dan menjalani terapi kesehatan mental lebih besar kemungkinannya daripada dengan genersi lain. Selain itu, Gen Z secara umum juga lebih sadar sadar dan menerima kesehatan mental, oleh karena itu mereka menjadi lebih terbuka dengan masalah psikologis.

Gen Z menjadi generasi pertama yang tumbuh =beriringan dengan kecanggihan digital. Ini membuat dunia mereka cukup berbeda dengan generasi sebelumnya. Khususnya, cara mereka berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Informasi yang tersebar luas di internet dan media sosial inilah yang membuat Gen Z terbuka dalam membicarakan isu kesehatan mental.

Media sosial atau internet menghubungkan Gen Z dengan cerita perjuangan kesehatan mental. Mereka menjadi lebih sadar bahwa gangguan mental bukanlah sesuatu yang buruk. Mereka juga menormalisasikan pembicaraan soal kondisi psikologis dan mereka ingin memiliki kesehatan mental lebih baik agar bisa hidup dengan baik pula.

Kini, kesehatan mental bahkan menjadi prioritas dalam bekerja. Menurut survei dari Harvard Business Review, 75% gen Z meninggalkan peran mereka karena alasan kesehatan mental baik secara sukarela maupun tidak. Penemuan ini menandakan adanya pergesaran kesadaran mental pada sebuah generasi dan hal ini sebetulnya tidak mengherankan.

Teknologi digital seperti internet dan media sosial berperan kuat dalam mengurangi stigma buruk soal gangguan psikologis. Sehingga menurut mereka, menerima perawatan kesehatan mental bukan menjadi hal yang tabu lagi saat ini.

Kini, orang juga semakin mudah mendapatkan perawatan kesehatan mental karena adanya layanan konseling daring. Kamu bisa menceritakan masalahmu dengan mudah melalui PersonalityTalk kepada psikolog klinis yang akan membantu kamu menyelesaikan masalah sulit mengenai sekolah, orang terdekat, pekerjaan, dsb.

Baca Juga Syarat Menjadi Konsultan Manajemen untuk Fresh Graduate – (campusdigital.id)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *