Sebuah ungkapan mengatakan bahwa mempertahankah jauh lebih sulit daripada mendapatkan. Hal tersebut juga berlaku di dalam kehidupan pernikahan. Proses mendapatkan pasangan hingga akhirnya berakhir di jenjang pernikahan terasa jauh lebih mudah daripada mempertahankan hubungan resmi yang telah terjalin. Saat berada dalam hubungan pacaran, tiap pasangan mungkin lebih menjaga citra masing-masing dan biasanya tidak terlalu sering bertengkar. Namun, hal tersebut berbeda jauh saat sudah menikah. Tinggal bersama menjadikan intensitas bertemu lebih sering. Selain itu, pasangan akan saling mengetahui sifat baik buruk secara lebih menyeluruh dan kadangkala dapat berujung pada pertengkaran. Sebenarnya, pertengkaran adalah hal yang sangat umum terjadi pada jenis hubungan apa pun, entah pertemanan atau pernikahan. Namun, situasi akan berbeda apabila konflik yang terjadi menyebabkan terganggunya kesehatan mental anggota keluarga. Kondisi tersebut menyebabkan pasangan perlu mengunjungi psikolog rumah tangga terdekat untuk mendapatkan solusi atas masalah yang mereka hadapi.
5 Tanda Pasangan Perlu Berkonsultasi Ke Psikolog Rumah Tangga Terdekat
Kehidupan pernikahan tentunya tidak akan seratus persen terbebas dari permasalahan. Justru dengan adanya konflik, setiap pasangan dapat lebih memahami pribadi masing-masing. Namun, hal tersebut akan berbeda jika pasangan mengalami hal-hal berikut di dalam kehidupan rumah tangganya.
1. Muncul perasaan tidak peduli
Pendapat umum yang sering terlontar mengenai lawan kata dari cinta adalah rasa benci. Namun, sebenarnya hal tersebut kurang tepat karena seseorang yang memiliki perasaan benci terhadap orang lain, dalam hal ini pasangan, sebenarnya masih menyimpan perasaan peduli. Hal tersebut akan berbeda jika sudah muncul perasaan acuh tak acuh pada diri pasangan. Beberapa ketidakpedulian tersebut dapat mewujud pada perbuatan seperti ketidakpedulian terhadap kemarahan pasangan, tidak menginginkan quality time bersama, bahkan tidak peduli jika pasangan melakukan perselingkuhan. Contoh-contoh tersebut menjadi tanda bahaya dalam suatu hubungan pernikahan.
2. Komunikasi selalu mengarah pada pertengkaran
Konflik atau perbedaan pendapat memang menjadi hal lumrah dalam suatu hubungan, tetapi hal tersebut menjadi masalah apabila selalu terjadi dalam setiap obrolan. Pertengkaran yang terlalu sering terjadi kemudian juga dapat menyebabkan pasangan menjadi terlalu sensitif dan bersikap defensif.
3. Berbohong satu sama lain dan saling menyimpan rahasia
Kejujuran merupakan salah satu hal paling penting dalam pernikahan, walau tentu saja terdapat beberapa pengecualian, di mana kebohongan memiliki maksud yang baik atau menyangkut hal-hal kecil. Akan tetapi, kebohongan yang terkait dengan perihal esensial menandakan bahwa rasa kepercayaan terhadap pasangan mulai memudar atau merasa tidak peduli lagi untuk saling berbagi cerita kepada pasangan.
Baca juga: PersonalityTalk
4. Hubungan menjadi kurang intim
Hubungan yang intim dengan pasangan menjadi salah satu wujud kasih sayang dalam suatu hubungan. Hal tersebut menandakan bahwa suami atau istri merasa nyaman dengan pasangan mereka. Jika hal itu mulai berkurang bahkan sampai hilang, pasangan tersebut perlu berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan jalan keluar terkait permasalahan tersebut.
5. Tidak setia pada pasangan
Perselingkuhan menjadi tanda bahwa seseorang menghancurkan kepercayaan yang telah pasangan berikan kepadanya. Penyebab tindakan selingkuh bermacam-macam dan kadangkala pasangan memerlukan bantuan orang ketiga, dalam hal ini psikolog untuk bisa mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Permasalahan dan konflik merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam hubungan pernikahan. Namun, apabila hal-hal di atas terjadi dalam sebuah hubungan pasangan suami istri, pasangan tersebut dapat berkonsultasi kepada psikolog pernikahan untuk mencari solusi bersama-sama.
