Sebelum berinvestasi, kalian harus memahami berbagai jenis aktiva dan aset sebagai instrumen investasi.
Dalam akuntansi, pasti kalian sering mendapati istilah aset, liabilitas, aktiva, dan pasiva. Apa sih definisi empat istilah itu dan apa pula perbedaannya?
Aktiva adalah kekayaan (aset), sementara pasiva adalah utang (liabilitas). Ada tiga jenis aktiva berdasarkan bentuk, yaitu aktiva tetap, aktiva tetap tidak berwujud, dan aktiva lancar.
Baca Juga: Software AOL: Quick Hack Laporan Keuangan
1. Aktiva Tetap (fixed asset)
Aktiva tetap disebut juga dengan aset riil (real asset). Artinya, kekayaan tersebut menunjang biaya operasional perusahaan. Misalnya, tanah, pabrik, gedung, dan peralatan. Aset ini
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (intangible fixed asset)
Aset tetap tak berwujud adalah nilai dan hak istimewa perusahaan yang berupa hak paten, hak cipta, hak sewa, merek dagang, franchise, dan good will.
3. Aktiva Lancar (current asset)
Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang bisa dicairkan dengan cepat. Contoh: persediaan barang dagang (merchandise inventory), perlengkapan (supplies), kas, piutang dagang, piutang pendapatan, dan surat berharga.
Pasiva terbagi menjadi dua, yaitu pasiva jangka pendek dan pasiva jangka panjang. Pasiva jangka pendek adalah utang yang memiliki jangka waktu pelunasan kurang dari satu tahun. Misalnya, utang dagang. Adapun pasiva jangka panjang adalah utang yang memiliki jangka waktu pelunasan lebih dari satu tahun. Misalnya, utang obligasi.
Baca Juga: FOMO: Momok Dalam Keuangan Yang Wajib Dihindari
Real Asset dan Financial Asset Untuk Investasi
Ada dua macam aset berdasarkan sarana investasi, yaitu aset keuangan dan aset riil.
1. Aset Keuangan (financial asset)
Financial asset adalah aset dengan likuiditas yang tinggi berupa saham, valuta asing (valas), dan obligasi. Nilai financial asset berasal dari hak kontrak dan klaim kepemilikan seperti uang tunai, saham, obligasi, dan reksa dana. Nilai intrinsik financial asset lebih bernilai daripada nilai fisik.
Financial asset bisa berwujud dan bisa juga tidak. Nilainya sebatas nominal di atas kertas atau angka yang tertera di layar komputer. Nilai tersebut adalah klaim atas kepemilikan suatu entitas.
2. Aset riil (real asset)
Real asset adalah aset berwujud fisik dan memiliki nilai intrinsik terhadap bentuk maupun manfaat. Misal: tanah, pabrik, peralatan, logam mulia, dan produk komoditas.
Nilai real asset tampak pada kualitas fisik dan manfaat aset tersebut bagi pemilik. Hal ini berbeda dari hak paten atau hak cipta yang tak berwujud. Namun, perusahaan juga bisa memiliki hak paten terhadap teknologi atau peralatan yang ia miliki.
Financial Asset vs. Real Asset, Mana yang Lebih Baik?
Demi kelancaran arus kas pribadi maupun perusahaan, setiap orang wajib memiliki dua jenis aset ini. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Memilih kedua instrumen tersebut untuk investasi tergantung pada momentum. Kelebihan real asset merupakan kekurangan financial asset. Begitu pula sebaliknya.
Kelebihan real asset cenderung stabil dan aman dari inflasi. Real asset merupakan pilihan yang tepat untuk berinvestasi selama resesi. Ketika negara sedang resesi, real asset lebih unggul daripada financial asset dari segi nilai maupun stabilitas.
Kekurangannya, real asset membutuhkan biaya untuk perawatan dan penyimpanan, serta tidak mudah cair. Selama pandemi, kita menahan uang tunai untuk kebutuhan pokok. Betapa urgennya uang tunai selama resesi sampai banyak pengusaha yang menjual hotel dan gedung.
Demikian penjelasan tentang berbagai istilah dalam keuangan. Jangan salah membedakan dan jangan sampai tertukar! Manakah yang kalian pilih sebagai instrumen investasi? Jika kalian punya pandangan lain, jangan lupa tinggalkan komentar.